Minggu, 16 Oktober 2011

Karakter Pemuda Syurga



Pendahuluan

    Berbicara tentang pemuda, sedikit kita mengutip pernyataan Hasan Al Banna bahwa, di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya. Demikian pula Yusuf Qardhawi, mengibaratkan pemuda sebagai matahari, dimana usia muda ibarat jam 12 siang ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas.
     Mengutip pernyataan tersebut, begitu besar ternyata peran pemuda dalam setiap masa perjalanan hidup manusia ini. Sehingga ungkapan rasa terhadap apa yang dihasilkan pemuda “diwaktunya” menjadikan pemuda itu akan dikenang sepanjang waktu.
     Sebagaimana peran dan perjuangan Rasulullah Saw dimasa mudanya hingga wafat yang terus dikenang dan ditauladani hingga sekarang oleh umat muslim di dunia. Juga peran pemuda dalam sejarah perjuangan kemerdekaan negeri ini seperti gerakan 20 Mei yang dikenal dengan Kebangkitan Nasional, 28 Oktober sebagai Sumpah Pemuda, juga gerakan ketika menggulingkan orde baru dan membangun orde reformasi tahun 1998 lalu. Ini juga menjadi contoh bahwa betapa peran pemuda sangat besar sebagai        control social dalam membawa perubahan dinegeri ini.
Untuk itu peran pemuda sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan dan pendorong pembangunan social dinegeri ini. Sehingga tidak ada kata lain pemuda harus mulai ambil peranan dalam dinamika pembangunan bangsa dan daerah mulai sekarang.
Peran Pemuda Muslim Sebagai Agen Perubahan
      Pemuda di pilih sebagai pelaku dalam sejarah, karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Pemuda sebagai segmen yang tercerahkan, karena memiliki kemampuan intelektual. Disini yang menjadi entri point dalam pembahasan adalah peran pemuda sebagai sosok yang dapat berperan sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir, sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
      Pemuda juga memiliki karakter positif antara lain idealis dan energik, Idealis yang dimaksud adalah belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebani oleh beban posisi. Pemuda masih bebas menempatkan diri pada posisi yang di anggap terbaik, tanpa adanya resistansi (hambatan/perlawanan).
Dalam diri pemuda terkumpul semangat yang di butuhkan oleh umat untuk kembali bangkit dari keterpurukan masa silam. Karenanya, semangat berani, obsesif, jujur, siap menerima perubahan, pembelaan tanpa mengharapkan kekuasaan, kekuatan fisik, kecerdasan akal, keikhlasan beramal, serta keteguhan dalam memegang prinsip idieologi haruslah menjadi dasar gerakan seorang pemuda sebagai agen perubahan dan control sosial.
     Setiap zaman pemuda memegang peranan penting masing-masingnya, sebagaimana kisah-kisah dari para Rasulu masa lalu sampai pada Rasulullah Swa yang juga berperan memangku tanggung jawab sebagai nabi pada usia pemuda.
Ada tiga peran yang harus diperhatikan oleh sosok pemuda muslim, pertama sebagai generasi penerus yang meneruskan nilai-nilai yang ada pada suatu kaumnya. Kedua, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang memang sudah rusak. Ketiga, sebagai generasi pembaharu yaitu memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu kaumnya.
    Contoh yang nampak di permukaan yang harus segera diambil alih oleh pemuda sebagai generasi pengganti, penerus dan pembaharu atau perubahan adalah kerusakan moral masyarakat, budaya korupsi, bahkan mencapai Top Heavy Corruption (korupsi yang di lakukan pejabat Negara tanpa malu-malu lagi, bahkan di legitimasi dengan peraturan dan perundang-undangan).
       Disinilah pemuda sebagai social control dan agen perubahan harus mengambil alih dan merebut tongkat estafet tanggung jawab kepemimpinan demi penyelamatan negeri yang semakin terpuruk pada posisi kehancuran dan disintegrasi bangsa.
Namun demikian harus diketahu bahwa perubahan adalah sunatullah atau hokum alam yang harus dijalani, artinya suka atau tidak, kita akan menemui dan mengalami perubahan itu. Kalaupun kita diam, maka ada banyak pemikiran lain yang akan merubah perubahan ini yang mencoba mengubah masyarakat sesuai dengan kehendak mereka.
    Oleh karena itu, diamnya kita selaku pemuda muslim dalam pembaharuan berarti membiarkan kekalahan ideologi yang kita yakini kebenarannya dan membiarkan terjadinya perubahan kearah yang tidak kita kehendaki.
Sebagaimana firman Allah dalam QS:Ar Ra’ad :11),

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
     Untuk itu melakukan perubahan adalah perintah di dalam islam, sebagaimana dalam suatu hadits Rasulullah saw menyatakan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung, orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah rugi dan orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah celaka. Artinya kalau kita membiarkan kondisi statis tanpa perubahan, apalagi membiarkan perubahan kearah yang lebih buruk, berarti kita tidak termasuk orang yang beruntung.
Pemuda, Mahasiswa dan Perubahan.
  Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional. Sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang dan sebagai penerus/pengganti kaum sebelumnya.
   Sedangkan mahasiswa sendiri diambil dari suku kata pembentuknya, maha dan siswa, yaitu pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar.
    Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah lulus merupakan aktor penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa di masa depan. Pemuda dan mahasiswa diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-kata perubahan selalu menempel erat sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektual muda. Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa. Pemikiran kritis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
    Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan yang lebih pasti dan baik, harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Peran sentral perjuangannya sebagai kaum intelektual muda memberi secercah harapan. Dari mahasiswa dan pemudalah selaku penerus estafet bangsa munculah berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah bangsa dan negara.
    Mahasiswa itu sendiri sebagai pemuda memiliki peran antara lain : 1) sebagai penganalisa, pemberi solusi terhadap fenomena ataupun peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat, 2) sebagai pengamat dan pengontrol  (agent of social control) terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah, 3) sebagai penyambung lidah atau penyampai aspirasi masyarakat kampus pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, 4) sebagai penyampai kebenaran, 5) sebagai agen perubahan (agent of change), 6) sebagai generasi muda penerus masa depan bangsa (iron stock).
    Mahasiswa juga dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi di luar itu wajib memikirkan keadaan bangsa. Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja, berdiskusi, berdemontrasi dan mendengarkan ceramah dosen, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai peran dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran sentral tersebut adalah sebagai generasi penerus (iron stock) yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
Peran ini harus senantiasa terus terjaga dan terpartri dalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini dijadikan sebagai pegangan hidup bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu akan terus tetap bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.

Jumat, 07 Oktober 2011

Adakah pacaran dalam kacamata Islam ?


PACARAN DALAM KACAMATA ISLAM


Sebuah fitnah besar menimpa pemuda pemudi pada zaman sekarang. Mereka terbiasa melakukan perbuatan yang dianggap wajar padahal termasuk maksiat di sisi Alloh subhanahu wa ta’ala. Perbuatan tersebut adalah “pacaran”, yaitu hubungan pranikah antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom. Biasanya hal ini dilakukan oleh sesama teman sekelas atau sesama rekan kerja atau yang lainnya. Sangat disayangkan, perbuatan keji ini telah menjamur di masyarakat kita. Apalagi sebagian besar stasiun televisi banyak menayangkan sinetron tentang pacaran di sekolah maupun di kantor. Tentu hal ini sangat merusak moral kaum muslimin. Namun, anehnya, orang tua merasa bangga kalau anak perempuannya memiliki seorang pacar yang sering mengajak kencan. Ada juga yang melakukan pacaran beralasan untuk ta’aruf (berkenalan). Padahal perbuatan ini merupakan dosa dan amat buruk akibatnya. Oleh sebab itu, mengingat perbuatan haram ini sudah begitu memasyarakat, kami memandang perlu untuk membahasnya pada kesempatan ini.
Pacaran dari Sudut Pandang Islam
Pacaran tidak lepas dari tindakan menerjang larangan larangan Alloh subhanahu wa ta’ala. Fitnah ini bermula dari pandang memandang dengan lawan jenis kemudian timbul rasa cinta di hati—sebab itu, ada istilah “dari mata turun ke hati”— kemudian berusaha ingin memilikinya, entah itu dengan cara kirim SMS atau surat cinta, telepon, atau yang lainnya. Setelah itu, terjadilah saling bertemu dan bertatap muka, menyepi, dan saling bersentuhan sambil mengungkapkan rasa cinta dan sayang. Semua perbuatan tersebut dilarang dalam Islam karena merupakan jembatan dan sarana menuju perbuatan yang lebih keji, yaitu zina. Bahkan, boleh dikatakan, perbuatan itu seluruhnya tidak lepas dari zina. Perhatikanlah sabda Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam:
“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, zinanya denganmemandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang membenarkan itu semua atau mendustakannya.” (H.R. Muslim: 2657, alBukhori: 6243)
Al Imam an Nawawi rahimahullah berkata: “Makna hadits di atas, pada anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan farji (kemaluan)nya ke dalam farji yang haram. Ada yang zinanya secaramajazi (kiasan) dengan memandang wanita yang haram, mendengar perbuatan zina dan perkara yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya meraba wanita yang bukan mahromnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau melihat zina, atau menyentuh wanita yang bukan mahromnya, atau melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita yang bukan mahromnya dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya. Semuanya ini termasuk zina secara majazi.” (Syarah Shohih Muslim: 16/156157)
Adakah di antara mereka tatkala berpacaran dapat menjaga pandangan mata mereka dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) atau lak-ilaki ajnabi (bukan mahrom) termasuk perbuatan yang diharamkan?!
Ta’aruf Dengan Pacaran, Bolehkah?
Banyak orang awam beranggapan bahwa pacaran adalah wasilah (sarana) untuk berta’aruf (berkenalan). Kata mereka, dengan berpacaran akan diketahui jati diri kedua ‘calon mempelai’ supaya nanti jika sudah menikah tidak kaget lagi dengan sikap keduanya dan bisa saling memahami karakter masing-masing. Demi Alloh, tidaklah anggapan ini dilontarkan melainkan oleh orang-orang yang terbawa arus budaya Barat dan hatinya sudah terjangkiti bisikan setan.
Tidakkah mereka menyadari bahwa yang namanya pacaran tentu tidak terlepas dari kholwat (berdua-duaan dengan lawan jenis) danikhtilath (lakilaki dan perempuan bercampur baur tanpa ada hijab/tabir penghalang)?! Padahal semua itu telah dilarang dalam Islam.
Perhatikanlah tentang larangan tersebut sebagaimana tertuang dalam sabda Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam:
“Sekalikali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahromnya.” (H.R. alBukhori: 1862, Muslim: 1338)
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa larangan bercampur baur dengan wanita yang bukan mahrom adalah ijma’ (kesepakatan) para ulama.” (Fathul Bari: 4/100)
Oleh karena itu, kendati telah resmi melamar seorang wanita, seorang lakilaki tetap harus menjaga jangan sampai terjadi fitnah. Dengan diterima pinangannya itu tidak berarti ia bisa bebas berbicara dan bercanda dengan wanita yang akan diperistrinya, bebas surat menyurat, bebas bertelepon, bebas berSMS, bebas chatting, atau bercakap-cakap apa saja. Wanita tersebut
Adakah Pacaran Islami?
Ada lagi pemudapemudi aktivis organisasi Islam—yang katanya punya semangat terhadap Islam—disebabkan dangkalnya ilmu syar’i yang mereka miliki dan terpengaruh dengan budaya Barat yang sudah berkembang, mereka memunculkan istilah “pacaran islami” dalam pergaulan mereka. Mereka hendak tampil beda dengan pacaranpacaran orang awam. Tidak ada saling sentuhan, tidak ada pegangpegangan. Masingmasing menjaga diri. Kalaupun saling berbincang dan bertemu, yang menjadi pembicaraan hanyalah tentang Islam, tentang dakwah, saling mengingatkan untuk beramal, dan berdzikir kepada Alloh q serta mengingatkan tentang akhirat, surga, dan neraka. Begitulah katanya!
Ketahuilah, pacaran yang diembel-embeli Islam ala mereka tak ubahnya omong kosong belaka. Itu hanyalah makar iblis untuk menjerumuskan orang ke dalam neraka. Adakah mereka dapat menjaga pandangan mata dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah atau lakilaki ajnabi termasuk perbuatan yang diharamkan?! Camkanlah firman Alloh (Q.S. anNur [24]: 30

Katakanlah (wahai Muhammad) kepada lakilaki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Dan katakanlah kepada wanitawanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka”
Tidak tahukah mereka bahwa wanita merupakan fitnah yang terbesar bagi laki-laki? Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnahnya wanita.” (H.R. al-Bukhori: 5096)
Segeralah Menikah Bila Sudah Mampu
Para pemuda yang sudah berkemampuan lahir dan batin diperintahkan agar segera menikah. Inilah solusi terbaik yang diberikan Islam karena dengan menikah seseorang akan terjaga jiwa dan agamanya. Akan tetapi, jika memang belum mampu maka hendaklah berpuasa, bukan berpacaran. Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu menikah maka segeralah menikah karena sesungguhnya menikah itu lebih menjaga kemaluan dan memelihara pandangan mata. Barang siapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena puasa menjadi benteng (dari gejolak birahi).”(H.R. al-Bukhori: 5066)
Al-Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Yang dimaksud mampu menikah adalah mampu berkumpul dengan istri dan memiliki bekal untuk menikah.” (Fathul Bari: 9/136)
Dengan menikah segala kebaikan akan datang. Itulah pernyataan dari Alloh subhanahu wa ta’ala yang tertuang dalam Q.S. ar-Rum [30]: 21.
Artinya :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Islam menjadikan pernikahan sebagai satu-satunya tempat pelepasan hajat birahi manusia terhadap lawan jenisnya. Lebih dari itu, pernikahan sanggup memberikan jaminan dari ancaman kehancuran moral dan sosial. Itulah sebabnya Islam selalu mendorong dan memberikan berbagai kemudahan bagi manusia untuk segera melaksanakan kewajiban suci itu.
Nasihat
Janganlah ikut-ikutan budaya Barat yang sedang marak ini. Sebagai orang tua, jangan biarkan putra-putrimu terjerembab dalam fitnah pacaran ini. Jangan biarkan mereka keluar rumah dalam keadaan membuka aurat, tidak memakai jilbab[1] atau malah memakai baju ketat yang membuat pria terfitnah dengan penampilannya. Perhatikanlah firman Alloh subhanahu wa ta’ala

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. alAhzab [33]: 59)
Wallohu A’lam.
syari’ah islam yg baik sehinga tdk ada keharaman yg terselip dan tdk menimbulkan fitnah??Sekian

wassalamu alaykum warohmatullahi wabarohkaatuh

Jumat, 15 Juli 2011

Mahasiswa Ideal organisasi yes, akademik oke, finansial best

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”Q.S Al-Mujadillah:11

Mahasiswa yang Ideal
(Akademik Yes, organisasi oke dan finansial best)

Inilah keinginan semua atau sebagian besar Mahasiswa, yaitu menjadi  Mahasiswa yang ideal, akan tetapi tidak semua Mahasiswa bisa mewujudkan keinginan ini, berbagai macam-macam karakter Mahasiswa yang ada di kehidupan dunia kampus. berbagai sebutan yang di katakan oleh teman-teman mahasiswa, misalnya  ada yang dinamakan mahasiswa  KKK (Kuliah, Kantin, Kos), ada mahasiswa yang KPK (Kuliah, Pacaran, Kos), ada lagi mahasiswa yang KBK (Kuliah,Berteman,Kos) dan bahkan ada mahasiswa hanya sekedar kuliah saja! dengan dalih, “dari pada tidak kuliah”.
 Terlepas itu semuanya, ketika kita sudah berstatus sebagai seorang mahasiswa,  kita harus mempunyai persiapan, setidaknya harus mempunyai rencana-rencana (Plan) yang  jitu, dengan harapan dengan rencana-rencana itu,  mengantarkan kita, bisa cepat selesai kuliah dengan  IPK yang sangat memuaskan. atau menjadi mahasiswa dengan lulusan terbaik, termuda dan tercepat dengan nilai A ” Camelaude”, bukan begitu.
Siapa sih, yang tidak mau menjadi mahasiswa terbaik, tercepat dan termuda, atau setidaknya salah satu dari ketiga kategori itu. ingat sebelum kita kuliah kita sudah berniat dengan orang tua di kampung atau di kota. untuk belajar bersungguh-sungguh dengan maksud untuk membahagiakan orang tua atau menjadi orang yang bermanfaat di tempat tinggal kita, akan tetapi realitanya di lapangan berubah 50 % atau bahkan ada yang 100%.  
ketika kita sudah menjadi Mahasiswa, kita lupa sama sekali dengan niat tulus tadi. kita banyak bermain dari pada seriusnya,bolos, tidak mengerjakan tugas individu, dan suka berdebat tanpa kode etik dan lain-lainnya. Ingat teman janganlah kita menjadi anak yang durhaka kepada orang tua. na’uzdubillah mindzalik.
Idealnya di dalam dunia perkuliahan Mahasiswa, adalah Yes di akademiknya, Oke organisasinya, serta Best keuangannya. Akan tetapi sekali lagi, tidak mudah menjalankan ketiganya, perlu manajemen yang hebat dan jitu, dari manajemen waktunya maupun manajemen aktivitasnya. memang untuk sesuatu yang ideal, tidak sederhana mungkin yang kita lakukan, perlu usaha ekstra, usaha yang luar biasa. untuk mewujudkan cita-cita yang ideal tadi. mulai dari hal sekecil mungkin, sesedang mungkin, baru sebesar mungkin, melaksanakanpun juga harus bertahap dari yang angka 0,1,2,3,4 dan seterusnya hingga tercapai cita-citanya. kita tidak boleh berputus asa.
Kemudian yang sangat penting adalah  sesuatu hal yang diperioritaskan di antara ketiga aktivitas itu, antara ketiga aktivitas itu, yang paling diperoritaskan adalah aktivitas perkuliahan akademik dulu, dari pada aktivitas organisasi, dan baru financial. karena perkuliah tujuan utama di dalam dunia kampus dan organisasi adalah  sebagai sarana untuk mempraktekkan ilmu yang di dapat dari perkulihanan.
 Seandainya dihadapkan ketiga aktivitas, pilih diantara ketiganya tentu pilihlah sangat peroritas. jika kegiatan organisasi hanya evaluasi kegiatan DGR. lebih baik masuk kuliah. Tidak tutup kemungkinan, jika Aktivitas perkuliahan hanya masuk saja, tidak untuk persentase makalah, dan kehadiran kuliah cukup 75 %. Setidaknya bisalah membantu kegiatan DGR I. Yang penting teman-teman cerdas memutuskan perkara, dilihat dari dua sisi, lihat Manfaatnya dan Modhoratnya, yang banyak modhoratnya, Ia, ditinggalkan saja, bukan begitu.
Saya yakin teman-teman bisa memutuskan dan melaksanakannya, dengan hal ini bukan berarti saya lebih mementingkan kuliah, akan tepati saya memberikan seluas-luas untuk berkarya dan bercita-cita, baik di Akademisi, organisasi maupun berwirausaha, yang nantinya menjadi manusia yang sukses di dunia dan akhirat. Amin
Ada buku yang menjadi insprirasi bagi teman-teman mahasiswa, buku ini tepat, cocok bagi pencinta ilmu, seperti buku” Jangan Kuliah Kalau Tidak Sukses” karya Setia Furqon kholid, buku ini hadir ditengah-tengah mahasiswa yang mempunyai ambisi, cita-cita mulia. hal ini merupakan sedikit membantu dalam mewujudkan mahasiswa yang ideal di kampus kita dan banyak buku-buku lain, yang pertebaran di luar sana, tergantung kita untuk mencari dan memulainya. wassalam
Selamat berjuang dan berkarya, by Yan Azwarmi, for special sahabat ldk Matimsya STAIN Pontianak.